Tak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya semua orang pernah melakukan
korupsi, walaupun dalam skala yang kecil tetapi, kita tidak menyadarinya, karena
kita memahami bahwa korupsi itu adalah perilaku pejabat publik, baik politikus,
politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.Padahal, kita
berbohong,mencontek,membolos saat bekerja itu juga termasuk perbuatan korupsi
sesuai apa yang
tertulis dalam Black’s Law Dictionary, bahwa korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain, sesungguhnya ini adalah proses yang alamiah, sebagai suatu cara untuk mempermudah manusia memahami dunia dan menciptakan harmoni dengan dunia sosialnya. Namun, bila dibiarkan begitu saja, jelas akan sangat menyulitkan pemberantasan korupsi. Dalam psikologi manusia, ada beberapa proses yang cenderung membuat kita mengambil penyimpulan yang ”bias”. Ini akan sekaligus menghalangi kita untuk memperoleh pengetahuan yang ”sebenar-benarnya” dan lebih menghalangi kita melakukan langkah yang tepat demi mencegah dan menanggulangi hal tersebut.
tertulis dalam Black’s Law Dictionary, bahwa korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain, sesungguhnya ini adalah proses yang alamiah, sebagai suatu cara untuk mempermudah manusia memahami dunia dan menciptakan harmoni dengan dunia sosialnya. Namun, bila dibiarkan begitu saja, jelas akan sangat menyulitkan pemberantasan korupsi. Dalam psikologi manusia, ada beberapa proses yang cenderung membuat kita mengambil penyimpulan yang ”bias”. Ini akan sekaligus menghalangi kita untuk memperoleh pengetahuan yang ”sebenar-benarnya” dan lebih menghalangi kita melakukan langkah yang tepat demi mencegah dan menanggulangi hal tersebut.
Di Indonesia
sendiri korupsi memang sudah menjadi wacana pokok dalam dunia pers nasional, ini
yang sangat kita sayangkan bahkan, baru-baru ini ada sebuah kasus yang sangat
menghebohkan dan menggetarkan telinga kita yaitu kasus korupsi pengadaan
Al-Qur’an,kenapa hal tersebut bisa terjadi ?? padahal negara Indonesia sendiri
hampir 90% warganya muslim dan yang melakukannya adalah oknum-oknum di
departemen Agama sendiri. Hal tersebut tentu sangat memprihatinkan seolah-olah
agama dijadikan kedok untuk melakukan hal-hal yang tidak bermoral.Contoh lain,
pegawai pajak di Jakarta, yang mengaku telah mendidik perusahaan dan
menyelamatkan uang negara. Bersama timnya, beberapa kali mendatangi dan menagih
pajak ke beberapa perusahaan pengemplang pajak. Hasil negosiasi, ia menerima 50
persen pembayaran pajak dari perusahaan-perusahaan itu dan masuk kas negara.
Namun, untuk bisa membayar 50 persen, para pemilih perusahaan lebih dulu
memberi uang upeti kepada tim itu. Si pegawai pajak tak merasa melakukan KKN.
Alasannya, jika tidak dididik seperti itu, perusahaan itu tidak akan membayar
pajak sehingga negara dirugikan lebih besar.dan masih banyak contoh kasus-kasus
korupsi yang menurut saya sangat spektakuler.
Di bawah ini adalah data penanganan kasus korupusi oleh KPK pada
tahun 2003 hingga Juni 2012,yang menurut saya, sebuah aib yang sudah menjadi
rahasia umum.
JABATAN
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
Tot
|
Anggota DPR/DPRD
|
0
|
0
|
0
|
2
|
7
|
8
|
27
|
5
|
8
|
57
|
Menteri
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
2
|
0
|
0
|
6
|
Duta Besar
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
4
|
Komisioner/Dosen
|
0
|
3
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
Gubernur
|
1
|
0
|
2
|
0
|
2
|
2
|
1
|
0
|
0
|
8
|
Walikota/Bupati dan wakil
|
0
|
0
|
3
|
7
|
5
|
5
|
4
|
4
|
3
|
31
|
Eselon I, II, III
|
2
|
9
|
15
|
10
|
22
|
14
|
12
|
15
|
4
|
103
|
Hakim
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
2
|
0
|
3
|
Jaksa
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
2
|
Swasta
|
1
|
4
|
5
|
3
|
12
|
11
|
8
|
10
|
11
|
65
|
Lain-lain
|
0
|
6
|
1
|
2
|
4
|
4
|
9
|
3
|
2
|
31
|
total
|
4
|
23
|
29
|
27
|
55
|
45
|
65
|
41
|
28
|
316
|
Maraknya kasus korupsi yang akhir-akhir ini tidak hanya menyeret
sejumlah nama pejabat yang masih aktif sampai para mantan pejabat telah melukai
hati rakyat Indonesia. Bukan hanya karena kecewa dengan mental para pejabat
bangsa namun juga kecewa atas buruknya sistem pengawasan atas pelaksanaan
operasional sebuah bangsa. Apalagi akhir-akhir ini marak dibahas mengenai
pengampunan atas para koruptor sehingga para koruptor bisa melenggang bebas
kembali setelah menikmati hasil "jarahannya" tersebut. Menurut saya,
diperlukan sebuah hukuman berat sehingga bisa menjadi efek jera bagi para
koruptor dan membuat pejabat yang lain menjadi berfikir ulang untuk melakukan
korupsi. Apalagi buruknya sistem pemerintahan Indonesia bila dilihat dari
ketidakmampuan mengatasi masalah korupsi yang telah menjamur ini membuat
masyarakat sudah tidak mau menaruh harapan lagi pada sebuah clean goverment
yang seperti semakin jauh panggang dari api. Bila dilihat dari sudut pandang
agama manapun, korupsi jelas dianggap sebagai pernuatan yang tidak baik karena
telah menguasai apa yang sebenarnya menjadi hak orang lain. Maraknya korupsi di
Indonesia saat ini bahkan korupsi tidak hanya dilakukan sendiri melainkan telah
dilakukan secara berjama'ah semakin memperburuk citra Indonesia di mata dunia
sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat kepercayaan investor
untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dari Uraian diatas tentu kita pasti bertanya-tanya tentang apa yang
menyebabkan korupsi itu terjadi khususnya di Indonesia dan bagaimna
solusinya???
Ada banyak hal yang menjadi akar penyebab korupsi itu terjadi,
diantaranya adalah :
1.
Krisis
identitas dan Orientasi Kemanusiaan
2.
Kegagalan
pendidikan
3.
Miskin
pemimpin bermoral jujur intelek dan pemberani
4.
Proses-proses
politik yang koruptif.
Kalau ditanya soal ada tidaknya solusi jujur saya juga bingung
untuk menjawabnya, tapi disini saya akan mencoba menjawab dari pertanyaan itu
walaupun sebenarnya solusi mutlak ada pada kesadaran masing masing
manusianya..Adapun solusinya sebagai berikut :
1.
Yang
jelas mulailah dari dalam diri sendiri, sadar bahwa korupsi itu merugikan bagi
orang lain, kurangi rasa ambisi, egois, dan mulailah peka terhadap masalah
sosial.
2.
Kita
harus selektif dalam memilih pemimpin, harus kritis tau dedikasinya, kenapa
karena kewajiban seorang pemimpin itu memberi suri tauladan kepada orang yang
dipimpin, dan harus ditiru oleh rakyatnya.
3.
Penegakan
hukum
sesuai dengan
apa yang saya ulas di atas bahwa hukum di indonesia saat ini hanya runcing ke
bawah. Dan tumpul ke atas, artinya hukum hanya mampu beoperasi pada kaum-kaum bawah
tetapi hukum kebal pada kaum-kaum atas.hal ini yang sangat memprihatinkan.
Itulah solusi yang menurut saya bisa mengurangi kasus korupsi di
Indonesia, terlepas dari itu kita sebagai pemuda terpelajar haruslah bisa dan
mau menjadi sebuah agen perubahan,
karena jika NEGARA KITA
MENJADI SARANG “TIKUS KEPALA MANUSIA” otomatis
negara ini akan semakin hancur,rakyat tak berdosa menjadi korban, dan kita
pasti juga akan tertindas oleh para koruptor, jadi kesimpulnnya kalau bukan
kita yang menindas koruptor, berarti
kita yang akan ditindas oleh mereka.Daripada mengutuk kegelapan mending
menyalakan obor penerang.
0 komentar:
Posting Komentar